Rabu, 28 Desember 2016

Tanpa Mesin X-Ray, Bandara Jambi Rawan Penyelundupan

Tanpa Mesin X-Ray, Bandara Jambi Rawan Penyelundupan
Bandara Jambi Rawan Penyelundupan
Bandar Udara Sultan Thaha Jambi dinilai rawan sebagai tempat menyelundupkan barang-barang ilegal, seperti narkoba dan minuman keras. Hal itu dikekukakan oleh Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Sepakat Menjaga Ketertiban Negara (LSN Sembilan) Jambi, Jamhuri.

 Menurut Jamhuri, barang-barang ilegal yang berasal dari luar negeri itu bisa masuk dari berbagai daerah. Terutama yang dibawa oleh penumpang yang berasal dari Bandara Hang Nadim, Batam. “Sampai saat ini Bandara Sultan Thaha tidak dilengkapi perangkat Mesin X-Ray. Juga tidak ada petugas Bea Cukai,” katanya kepada Tempo, Kamis, 22 Desember 2016.

Jamhuri menjelaskan, walaupun Bandara Sultan Thaha belum berstatus bandara internasional dan tidak diharuskan memeriksa penumpang dan barang bawaannya saat tiba, tapi setelah dibuka rute penerbangan Batam – Jambi, sudah seharusnya dilengkapi mesin X-Ray dan petugas Bea Cukai. “Batam sudah tergolong daerah free trade zone (kawasan bebas).
The TST XIS-100X X ray screening machine is perfect for inspecting oversized luggage, large parcels, and smaller cargo as well, at airports, high security sites, etc. 1
TST XIS-100X


General Manager Bandara Sultan Thaha Jambi Achmad Syahir tak menampik kerawanan bandara itu dijadikan pintu oleh para penyelundup. Namun, karena status Bandara Sultan Thaha masih merupakan bandara domestik, tidak diwajibkan dilengkapi mesin X-Ray dan dijaga petugas Bea Cukai.

Syahir mengatakan, pihak Bea dan Cukai Jambi sudah pernah mengusulkan kelengkapan alat deteksi berupa mesin X-Ray dan penempatan petugas Bea Cukai. Namun, usulan itu ditolaknya. Dia beralasan takut menabrak regulasi.

Syahir menjelaskan, para penumpang dan seluruh barang bawaannya yang tiba di Bandara Sultan Thaha sudah diperiksa saat masih berada di bandara tempat keberangkatannya. “Untuk menghindari adanya hal-hal tak diinginkan, kami sudah menempatkan petugas kepolisian dan TNI di bandara," ujarnya.

Setiap hari Bandara Sultan Thaha melayani 46 penerbangan dari dan ke Jakarta, Pekanbaru, Palembang, Batam, Dabo Singkep, Muaro Bungo dan Kerinci. "Kita baru saja mengoperasikan terminal baru. Run way sepanjang 2.220 meter akan ditambah menjadi 2.600 meter," ucap Syahir.

Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Kantor Bea dan Cukai Madya Tipe B Jambi Albert Simorangkir mengakui Bandara Sultan Thaha rawan sebagai pintu masuk barang ilegal asal Batam. Dia sudah mengusulkan menempatkan petugas Bea Cukai dan mesin pendeteksi barang bawaan penumpang.

“Harapan kami seperti yang kami lakukan di pelabuhan laut yang ada di daerah ini dengan melakukan pemeriksaan setiap barang yang masuk, terutama yang berasal dari Batam," tutur Albert.

0 komentar:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net